Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Mitos Mengenai PLTN

Banyak kontroversi seputar energi nuklir tapi mari kita mengulasnya dari sisi lain.

1. Masalah terbesar tenaga nuklir adalah masalah keamanan

Keamanan memang penting namun biaya juga lebih penting. Contohnya di Amerika pembangunan PLTN melambat (bahkan sebelum terjadinya tragedi Three Miles Island), pembangkit nuklir yang diresmikan terakhir kali pada tahun 1996. Sekarang energi nuklir dianggap lebih mahal daripada batubara dan gas. Biaya pembangunannya saja mencapai $5 milyar. Dari studi MITI tahun 2009 diketahui biaya yang dihasilkan dari tenaga nuklir lebih mahal 30% dari tenaga yang dihasilkan batu bara dan gas.

2. PLTN adalah sasaran empuk untuk teroris.

Mengingat vitalnya peran PLTN ada kekhawatiran PLTN menjadi sasaran utama teroris. Bayangkan bila teroris bisa melumpuhkan PLTN maka listrik nasional bisa terganggu. Ahli nuklir Matthew Bunn mengemukakan bisa saja aksi teroris berakibat sama seperti PLTN Fukushima namun hal tersebut sangat sulit daripada yang dipikirkan orang. Lingkungan eksternal PLTN biasanya dijaga dengan ketat, bahkan kalau teroris bisa masuk pun mereka masih menghadapi lapisan tembok tebal (sebagai pengaman radiasi).

3. Partai Demokrat menentang Nuklir, Partai Republik mendukungnya.

Di Amerika Partai Republik merupakan pendukung utama energi nuklir, bahkan memberi pinjaman garansi untuk industri nuklir. Namun Partai Demokrat yang dulunya penentang nuklir mulai berubah, ini karena munculnya perubahan iklim. Partai Demokrat dan gerakan lingkungan menyadari bahwa hanya nuklir yang bisa membangkitkan energi dalam skala besar namun tanpa emisi. Steven Chu, sekretaris energi Presiden Obama, antusias tentang opsi nuklir. Ketika diminta untuk membandingkan batubara dan energi nuklir pada tahun 2009, Chu menjawab: "Saya lebih suka tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir." Departemen energi bahkan menargetkan energi nuklir naik 74% tahun 2030.

4. Tenaga nuklir adalah kunci untuk kemandirian energi.

Dunia ketergantungan terhadap energi minyak, namun selama anda tidak bisa menjalankan mobil anda dengan energi nuklir, maka anda masih ketergantungan terhadap minyak. Di sektor listrik pemerintah Amerika mulai mengurangi ketergantungan BBM di pembangkit listriknya dengan cara menggantinya dengan PLTN.

5. Teknologi yang lebih baik dapat membuat tenaga nuklir yang aman

Dunia sekarang memakai teknologi nuklir yang lebih baik dari PLTN Jepang yang meledak, generasi PLTN terbaru ini memakai pendinginan pasif. Membuatnya tidak terlalu bergantung pada perangkat eksternal, perbaikan kontainer atau struktur penahan juga mampu mengurangi resiko. Namun seperti kita lihat di Jepang, setiap teknologi ada resikonya, dan para operator harus dipastikan memiliki kemampuan untuk mengatasinya.

Dari artikel di atas saya menarik kesimpulan kalau orang Amerika memang mengerti segala resiko, namun mereka tetap memilih energi nuklir sebagai sumber energinya, mungkin karena mereka sadar "High Risk High Return" juga berlaku untuk PLTN? apa pendapat anda?

Sumber :
Washington Post

Posting Komentar untuk "5 Mitos Mengenai PLTN"